Tanjungpinang, ft.umrah.ac.id-Tim Dosen Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berkolaborasi dengan Tim Dosen Universitas Riau (UNRI) dalam program Pilot Project Kemendikbud yaitu Program Kolaborasi Membangun Masyarakat (KOSABANGSA) dengan judul Implementasi Energi Baru Terbarukan untuk Mendukung Ekowisata Terpadu Masyarakat Desa Pengudang Pasca Pandemi COVID-19.
Kosabangsa adalah sebuah program dengan konsep sinergi padanan dalam pendanaan, disebut sebagai suatu Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa). Pelaksanaan program Kosabangsa tahun 2022 akan dilakukan oleh PT Pelaksana dengan bimbingan dari PT Pendamping yang didukung oleh pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, swasta, LSM dan komunitas masyarakat. Program yang dilaksanakan diprioritaskan di wilayah 3T (Perpres No 63 tahun 2020) dan kategori wilayah miskin (BPS, 2021) dengan rentang waktu pelaksanaan program 4 bulan.
Ir. Sapta Nugraha, S.T., M.Eng selaku Ketua Tim Pengusul propsal Kosabangsa dari FT UMRAH yang beranggotakan Ir. Risandi Dwirama Putra, S.T., M.Eng, Ir. Eko Prayetno, S.T, M.Eng, & Nurul Hayaty, S.T., M.Cs. Sapta Nugraha telah melaksanakan Pitching dan penandatanganan Berita Acara didampingi Ketua Tim Pendamping dari UNRI yaitu Dr. Padil, S.T., MT di Hotel Four Point Medan, Senin (5/9).
Sapta Nugraha menyatakan bahwa Program Kosabangsa bertujuan memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi pada masyarakat di sekitar kampus dan dilakukan oleh para akademisi yang bekerjasama dengan masyarakat, akademisi dapat berkontribusi dalam pencarian solusi dari permasalahan, permasalahan yang diangkat didasarkan pada analisis situasi, sehingga program yang dijalankan akan memberikan manfaat dan tepat sasaran bagi masyarakat.
Dalam program Kosabangsa tahun ini FT UMRAH bermitra dengan Komunitas Pengudang Bintan Mangrove di Desa pengudang. Hasil observasi menunjukkan perlu peningkatan dibidang teknologi dan sumber daya untuk terus menjaga kelestarian lingkungan yang menjadi daya tarik wisatawan ke Desa ini. Hal itu menjadi alasan sumber daya energi baru terbarukan dipilih untuk diimplementasikan di objek-objek ekowisata yang ada.
“Untuk 4 bulan kedepan kami sudah menyusun konsep yang akan diterapkan, langkah awal akan diadakan sebuah pelatihan ke masyarakat tentang implementasi dan instalasi pembangkit listrik tenaga surya sehingga nantinya mereka bisa melakukan penginstalan secara mandiri,” tambah Pak Sapta.
Masih sambungnya “Program-program yang akan dilaksanakan di program Kosabangsa ini berupa pemodifikasian perahu tradisional berbahan bakar minyak ke perahu bertenaga listrik, pembangunan charger station di Istana Jendela Dunia pak Madun dan pantai Sejujunjung, efesiensi promosi ekowisata melalui platform digital website, dan pelatihan ekonomi kreatif kepada masyarakat sehingga kegiatan ekonomi dapat meningkat dan terus berputar.” Ujar beliau.
“Output yang diharapkan dari program Kosabangsa ini dapat berdampak di destinasi ekowisata Desa Pengudang sehingga dapat berkembang dan mendatangkan turis, yang kedua isu yang diangkat adalah lingkungan selain pemanfaatan lingkungan, kita juga harus terus melakukan pelestarian lingkungan agar terus menunjang kehidupan banyak orang di masa akan datang.” Harap beliau.
Oleh : Trinanda